Bismillah. Mengawali
coretan di 2018, saya akan sharing
tentang apa yang terjadi dengan kebiasaan yang akan membuat orang lain heran, well i said it's a bad
behavior, i named it 'malas baca'. Mungkin ada yang berpikiran 'terus
selama ini baca apa dong?', 'kalau gak baca, terus taunya dari mana?',and soon. Especially, lebih ke membaca buku kali ya, soalnya facebook,
instagram, blog masih saya baca kok. See?
Okey, dan kali ini yang
akan saya tekankan adalah 1. Apakah saya suka (baca)? 2. Penyebab saya gak
suka? 3. Efeknya apa? 4. Adakah kejadian 'aneh' dibalik kebiasaan gak suka baca
ini?. Lets see yaw.
Saya gak suka membaca.
Sejak kapan? Sejak kecil saya selalu dibiasakan dengan yang namanya buku, buku
dan buku. Bapak saya seorang guru yang almost
everyday meminjamkan buku sekolah (perpustakaan tempat beliau mengajar).
Tiap semester hampir di setiap mata pelajaran, saya selalu membeli buku
penunjang belajar. Dan did you know? Im
totally bored dengan buku-buku tersebut. Yang dibahas selalu materi pelajaran.
Sampai di suatu saat saya minta dibelikan buku cerita, dan mereka menolak
dengan alasan menghamburkan uang untuk selain kebutuhan sekolah. Sedih gak sih
di saat kita penasaran dengan buku lain, malah diskakmat? :( Tiap pulang
sekolah, saya mengulang-ulang materi TANPA membaca buku penunjang melainkan
dari buku catatan yang notabene saya dengarkan dari guru saya, it was amazing because i can imagine what my
brain n my heart feelin. Terkadang sesekali saya buka buku penunjang
belajar jika ditanyakan oleh Bapak 'materi mana yang susah?'. As usual, pastilah saya menunjuk dari
buku penunjang. Saya lebih sayang buku catatan dibanding buku penunjang:
disampul rapi, diberi hiasan, diwarnai dan dijaga dengan sepenuh hati. Dan i
always remember, buku catatan saya pasti diminta oleh guru, karena beliau akan
gunakan sebagai acuan belajar khususnya ke junior saya. Alhamdulillah ya
berguna juga.
Lantas penyebabnya apa
saya gak suka baca? Apa karena bosan sama buku penunjang? Oh enggak dong. Actually, orang tua saya sibuk dengan
pekerjaan di kantor, dan saya banyak menghabiskan waktu bersama nenek (Alm.).
Beliau tidak bisa membaca karena sedikit rabun, pun gak bisa menulis karena
tangannya agak kaku. Lalu apa yang beliau terapkan dalam mendidik cucunya?
Yuph, you, me or us can named it 'Story
Telling'. She was a good story teller.
Tiap saat bercerita: tentang kisah pahitnya, tentang manfaat tumbuhan, tentang
hewan, tentang anaknya, tentang hantu hingga tentang jika beliau meninggal.
Masyaallah, saya jadi rindu beliau. Setiap hari diberikan cerita, cerita dan
cerita hingga saya lupa dengan membaca. Saya jadi lebih suka mendengarkan dan
bercerita, bukan membaca.
Hingga sekarang efek yang
paling nyata adalah susahnya saya dalam membiasakan baca buku, apalagi berbau
fiksi, susah. Saat kuliah, terkadang saya envy
jika orang lain membahas buku favoritnya sedangkan saya hanya berdiam diri. Dan
saya coba kembali untuk membaca, meminjam buku teman dan buku pertama berjudul
'Long Distance Relationship'. Bukunya sih bukan cerita kontinyu melainkan
gabungan dari beberapa pengalaman yang hubungan jarak jauh (dulu gw juga gitu
sih, makanya seneng haha). Hasilnya yahh cuma 3 atau 4 part yang dibaca,
sisanya enggak. Next, buku 'Udah
Putusin Aja - Ust. Felix'. Hmm memotivasi sih cuma rasanya agak berat dan malah
bikin pusing kepala. Skip deh
bacanya, finally cuma baca sinopsis di belakang bukunya HAHAHA. Pernah
diberikan buku Dilan 1990, dibaca sampai halaman 100-an, gak tahan. Skip
bukunya deh LOL. Efek nyatanya sih
otak ini susah menerima bacaan apalagi berusaha how to imagine it, so hard huft.
Pernahkah ada kejadian
'aneh' dari kebiasaan ini? Of course!
Saya adalah orang dengan tipikal membaca cepat dengan kondisi kepepet, maka
dengan sendirinya akan masuk semua yang dibaca tersebut HAHA. Di setiap
melaksanakan ujian di kelas, di kampus, di mana-mana pasti gunakan jurus 'cepat
jitu'. Alhamdulillah nilai selalu aman: SD juara 1 terus, SMP masuk 3 besar,
SMA masuk 5 besar, kuliah lulus CUMLAUDE. Masyaallah! Sempat ada yang bertanya:
bagaimana cara belajarnya, bagaimana bisa cepat tangkap, bagaimana cara
memahami. Hmm simple sih, cukup niat karena Allah, dibarengi usaha 'cepat jitu'
dan minta dukungan orang tua. Terus materi selama ini bagaimana, buku
penunjangnya diapakan? Materi selama ini dipelajari dari catatan, dan buku
penunjangnya masih tersusun rapi (dibuka sesekali saja LOL). Lantas apalagi yang 'aneh'? Kata orang sih, bisa nulis karena
terbiasa membaca. But for me, tidak selamanya seperti itu. Dari story telling pun kita bisa menulis
(buktinya ada di diriku sendiri hehe).
So, buat kamu yang mau
menanyakan buku kesukaanku, honestly I
HAVEN'T! Bukan berarti kamu gak harus baca, oh enggak dong. Kalau suka baca
justru lebih bagus, dan oneday saya akan mengajarkan ke anak untuk eksplor
dunia melalui buku, Insyaallah. Oiya, kalau mau berbagi cerita boleh ke saya
ya, tapi dengarkan juga ceritaku. Kita saling berbagi cerita.
Thanks
for reading this unmood page, kritik atau saran boleh
juga sih dibagi ke saya ya, jangan yang pedas, saya gak suka pedas hehe apasi
garing! And hopefully this will be useful
ya. Syukron katsira 💕💕💕💕