Kamis, November 14, 2019

Tanpa Jadian, Tanpa Putus #KisahYaya

Halo, I'm Yaya. Baru saja mengalami kejadian terburuk sepanjang masa hidup. Apalagi kalau bukan masalah percinTAIan, ups percintaan. Aku menjalin hubungan dengan seseorang yang beberapa tahun lebih tua dibandingkan dengan umurku. Sosok yang tentunya berpengalaman (buktinya mantannya banyak), pernah sakit hati dan kayaknya sempat meyakiti juga, salah satu korbannya adalah aku, hehe:')

Kami menjalani hubungan tanpa kata jadian, tanpa dia mengutarakan perasaan, justru aku yang berambisi untuk dekat dengannya, dan akhirnya kami terjebak dalam hubungan sayang-sayangan. Almost two years, naik turun dalam hubungan dan akhirnya kita saling hilang-hilangan. Ya, dari sayang-sayangan lalu hilang-hilangan, lucu ya.

Aku merasa menjadi pihak yang tersakiti. Even sepertinya ini berawal dari ucapanku yang menurutnya (mungkin) sangat tidak masuk akal, tapi aku selalu merasa I'm right, what's wrong? Terhitung sudah hampir tiga pekan kami tidak saling chat. Pernah juga kami saling menyindir, dan honestly yang saya maksud justru ditangkap sebagai hal negatif, aku dianggap salah lagi. Lalu aku membalas dengan seolah-olah memberi clarified tentang apa yang ia tangkap, agar apa yang saya maksud tidak disalahartikan oleh dia. Tapi sampai saat ini saya tidak tau apakah benar-benar ngena atau justru masih sama persepsinya.

Kenangan kami tidak banyak, justru semua memorable (pengen muntah rasanya), seperti menjijikkan. Aku merasa diriku sudah tak sebagus dahulu, why? Perbuatanku bersimpangan dengan yang ku pelajari atau yang ku ketahui. Dan saat itu justru akulah yang menjadi kambing hitamnya, aku yang disalahkan habis-habisan. Sedang dia? Hanya menganggap ini biasa dan konyol. Dengan modal janji dan kata-kata manis, jadinya mau aja aku dikibulin. Tentunya menjadi hal buruk jika apa yang kita jalani adalah hal terbodoh dan menjijikkan. Dia merasa sebagai korban? Coba ya kamu lihat kembali betapa hancurnya aku, perasaan dan ragaku, adakah kau mengerti? Tidak kan???!!

Untuk beberapa hari ini aku menangis merenungi kesedihanku, aku diacuhkan untuk beberapa hari dan almost sebulan. Wah responsible banget ya Anda. Aku berusaha mengingat kejahatannya yang sekiranya bisa membuatku jengkel, namun sesekali ada saja hal positif dari dia yang masih terbayang di ingatan.

Di akun media sosialku, namanya masih menjadi urutan pertama saat 'searching' hanya untuk mengetahui bagaimana kabarnya, apakah dia merasakan kesakitan seperti aku. Berberapa kali aku kecewa, dia terlihat baik-baik saja, berbahagia dengan kesibukannya, bahkan bisa ngakak sana-sini. Aku bahkan sempat menyindir beberapa kali, berharap dia peka sedikit saja, tapi nyatanya tidak ada tanda-tanda balasan yang ia torehkan. Betapa sakitnya aku, dia tak memikirkan perasaanku saat ini. You're strong, Yaya!

Bukan sesuatu yang munafik jika saat ini seorang Yaya sedang dalam masa kegalauan, mencari obat penawar ke sana-kemari, barangkali ada. Dan untungnya yang ke sana-kemari hanyalah pikiranku, ragaku masih tetap tidak berpindah, tidak melampiaskan pada hal yang aneh. Aku berusaha berdamai dengan hatiku, berusaha ikhlas atas apa yang terjadi di hidupku, ingin mengubur semua yang menghalangi langkahku untuk maju, ingin melupakan kesalahanku yang tidak akan pernah bisa ku kembalikan menjadi baik di masa kemarin, dan berharap dia mendapatkan seseorang dengan status yang jelas hingga mereka berbahagia. Jika saat ini kita sayang-sayangan tanpa jadian dan kemudian hilang-hilangan tanpa kata putus, maka maafkanlah aku dengan segala kekhilafanku. Semoga yang benar dariku bisa diambil sebagai hal positif, dan hal buruk bisa kau ingat untuk dicamkan bahwa aku adalah orang jahat yang tidak baik untuk dirimu.

Perlu kau ketahui, Yaya sedang dalam masa pemulihan, doakan ya agar bisa segera sembuh. Spread love đź’™

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

© WAFER | Blogger Template by Enny Law