Februari, tahukah kamu aku selalu menantikan pertemuan ini? Di setiap kali aku bertemu denganmu, hatiku ketakutan, akankah memberikan kejutan indah atau bahkan memberikan luka.
Februari yang ku sayangi.... Di pertemuan ini banyak yang belum aku sampaikan kepadamu bahwa aku menyayangkan pertemuan kita yang tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Kau tau itu apa? Aku lebih banyak menelan luka. Luka yang disebabkan olehku dan juga mungkin karena orang lain. Aku menyayangimu, tapi tidak bisa ku pungkiri rasa bersalahku cukup dalam kali ini.
Wahai Februari, di tahun sebelumnya aku selalu punya kenangan indah bersamamu. Ku ingat setiap momen itu, mulai dari tangan Bapakku menyentuhku dengan penuh kasih sayang saat ku lahir hingga Februari-Februari indah sebelum ini.
Februari yang ku nantikan.... Terima kasih masih mau bertemu denganku, masih mau memberikan berbagai cerita bersamaku. Jikalau nanti bertemu kembali akan ku pastikan hati ini selalu baik-baik saja. Tidak ada luka, tangis, ataupun cemas.
Februari, aku berharap kamu akan bertemu dengan bulan penuh cinta. Iya, dialah, Ramadhan. Karena namaku berasal kalian berdua. Aku bersyukur kepada Allah, sangat bersyukur.
Februari, biarkan aku menyimpanmu, aku tak pergi lama, cuma sebentar. Kita akan bertemu kembali, insyaallah. Aku pamit.