Hello.... Di sini ada yang menyelesaikan
kuliah dan kerja di tanah rantau? Mungkin akan banyak dari kita yang seperti
ini. Bagaimana rasanya menjadi pribadi yang mandiri, yang awalnya biasa dibantu
oleh saudara/saudari bahkan dibantu oleh orang tua?! Kita secara gak sadar dituntut untuk bisa
menyelesaikan pekerjaan sendirian. Kali ini aku akan share tentang salah satu fun
fact yang ada di diriku atau bahkan orang lain juga mungkin punya, yup tentang cucian.
Sejak 2013 aku
menjalani perkuliahan di salah satu universitas swasta di Bandung. Hari-hariku
diisi dengan berbagai kegiatan, baik tugas, organisasi, kepanitiaan hingga
jualan. Dari senin ke minggu ku usahakan agar hariku lebih terisi eaakk. Tujuannya agar aku tidak terlalu
memikirkan masalah hubunganku yang saat itu LDR.
Receh banget sih emang, dan ini ampuh
untuk membuatku lebih kuat menjalani hubungan yang melelahkan, sampai akhirnya
aku bisa menjadi orang yang tak peduli.
Mengisi hari
dengan berbagai aktivitas tentu banyak pakaian yang juga harus berganti tiap
harinya. Lantas bagaimana dengan pakaian kotorku? Jika teman-temanku sudah
tidak sempat mencuci atau bahkan ada yang tidak terbiasa mencuci sendiri, aku
berusaha tetap bisa mencuci dengan tangan sendiri. Ini adalah kebiasaan yang
diajarkan oleh mamaku agar bisa terus
mengurusi diriku sendiri.
Pernah aku kelelahan mengurusi kegiatan, sedangkan
jadwal mencuci adalah hari itu (punya jadwal loh ya hehe) sedangkan besok pagi jam 10 aku harus kuliah. Akhirnya
aku menyempatkan cuci pakaian setelah sholat subuh (padahal biasanya malam hmm). Aku bahkan punya persiapan sabun
cuci dan pewangi pakaian yang seolah-olah melihatku dengan penuh senyum, mereka
cantik sekali.
Aku kadang
merasa minder melihat orang lain yang
terbiasa dengan laundry, yang
bolak-balik laundry dengan membawa
berkilo-kilo pakaian kotor hmm. Bukan
karena gak punya uang (gak usah ngomong deh kalau masalah duit, Alhamdulillah
aku gak pernah kurang hehe), tapi karena aku berkomitmen sama
diriku sendiri dan aku bisa. Terkadang sempat terpikir untuk laundry dan itu tidak berlangsung lama.
Pakaian yang
ku jemur tentu harus terkena matahari, ya
biar cepat kering kan. Bagaimana jika
hujan atau saat aku sedang di kampus? Nah
ini, kalau hujan biasanya teman kosanku akan menggeser pakaianku ke tempat yang
tidak terkena hujan, tapi kalau sedang tidak ada orang pasrah saja. Sebelum ke
kampus, aku mengecek cuaca dulu, bisa saja saat itu aku memindahkan terlebih
dahulu pakaian sebelum berangkat karena
takut kehujanan. Pernah sekali pakaianku diguyur hujan, finally aku harus mencuci ulang dan it's okay lah.
Aku bisa
mengatur pakaian dari tumpukan pakaian kotor hingga menyusunnya kembali ke
lemariku. Rasanya menyenangkan, ada kepuasan tersendiri saat pakaianku bisa ku
atur dengan rapi. Jangan tanya masalah bau atau wanginya, Alhamdulillah wangi terus. Sampai sekarang pun aku masih
membiasakan mencuci sendiri, menyenangkan.
Ada cerita
unik di balik kebiasaan mencuci ini. Saat aku sidang skripsi, temanku
memberikan sabun cuci dan pewangi pakaian (sebagai selempang). Wah ini sih sengaja banget dia,
tahu saja kalau aku suka mencuci sendiri. Yang ngasih namanya Nadya, thanks loh, Nad. Kamu memberikan
hadiah yang berharga di hari bahagiaku saat itu haha.
![]() |
Dikasih sabun cuci dan pewangi pakaian Pasca Sidang Skripsi hehe |
Saat kuliah, aku menggunakan full kekuatan tangan saat mencuci baju, bahkan saat bekerja di
Bandung pun aku masih mengandalkan tanganku. Tapi setelah hijrah ke Kendari, aku membeli mesin
cuci, soalnya ada rasa-rasa meger
buat full mencuci dengan tangan. Adik-adikku
pun belum ada yang laundry pakaian,
sejauh ini mereka masih bisa handle
sendiri. Kalau kakakku sih dia sempat laundry
saat sibuk Co-Ass Dokter, gak konsisten nih hehe, dimaklumi lah ya.
Apakah aku
masuk dikategori rekor tidak pernah laundry pakaian?
Aku yakin ada beberapa dari kita yang juga menerapkan ini. Hmm, how about you? đź’™