Rabu, Maret 25, 2020

Throwback My Graduation Day, Three Years Ago

Bismillah.

Hari ini tanggal 25 Maret merupakan hari di mana tepat 3 tahun graduation day. For me, ini adalah hari yang sangat berharga. Karena kata Bapak, cuma dua moment yang akan membuatnya terharu dan bahagia, yuph saat graduation dan wedding. Di tulisan kali ini, aku akan throwback cerita dia tahun lalu. Yuk kita mulai.

Mama dan Bapak berangkat dari Raha ke Bandung, tiketnya aku yang pesan. Tapi dari Raha harus ke Kendari dulu hehe. Bapak sangat degdegan karena ini pertama kali beliau ke Bandung. Empat hari sebelum graduation, aku sudah plan orang tuaku harus sudah ada di Bandung. Alhamdulillah semua berjalan lancar, mereka tiba dengan selamat sampai di kosanku. Kurang lebih seminggu mereka di Bandung untuk menemaniku yeah. Walaupun agak jetlag, mereka bisa istrahat di kosanku yang sederhana.

Plan di awal, hari sebelum graduation, aku harus mengajak orang tuaku jalan-jalan di Bandung. Ada beberapa kejadian lucu, misalnya saat di Go-Car. Pertanyaan kocak dari Bapak diantaranya'Kamu tidak bayar? Gratis? Bayar pakai apa?; Kamu kenal sama supirnya? Dia tahu namamu?', oh well Bapak belum mengerti tentang e-money dan aplikasi online. Jadi ku jelaskan, ini bayarnya pakai ini dan memang pesannya lewat aplikasi, driver-nya bisa tahu namaku karena memang di aplikasi sudah tertera namaku. Bapak langsung mengerti.

Kami jalan-jalan ke masjid agung Bandung, seru banget bisa menghabiskan waktu di alun-alun. Membuka sendal dan duduk bercerita di rumput sintesis, mantap jiwa sih Kang Emil. Kata Bapak 'Ini yang ada di televisi toh? Biasa ada di sinetron dan acara-acara televisi? Oh jadi ini, bagus pemandangannya, Nak'. Ofcourse, Pak, you're right. Pas cari makan, Bapak dan Mama kurang suka dan kurang cocok sama makanannya, hmm. Hari pertama memang agendanya jalan-jalan. Pulang di kosan, Bapak langsung istrahat.
Di Alun-Alun Bandung

Bapak merasa sangat kedinginan, katanya beda suhu sama di Sulawesi, ya iyalah Pak. Tapi daerahku tempat tinggal termasuk panas, waduh belum ku ajak ke puncak, kayaknya Bapak akan menggigil hehe. Makan pun Bapak kurang selera, ini yang buatku sedih. Kadang aku pura-pura gak habiskan makanan, karena aku tau beliau pasti memakan sisaku, begitu saja terus tiap makan. Di hari Kedua, aku ajak Bapak dan Mama ke BEC (Bandung Electronic Center) dan BIP (Bandung Indah Plaza). Aku ajak makan dulu, masih sama nih kejadiannya sama kayak di Go-Car, nanya bayar pakai apa, huh Bapak deh ya nanyanya suka menggemaskan. Bayarnya pakai e-money juga Bapak sayang hehe. Terus ya kalau di mall kan automatically pasti ada eskalator. Bapak belum pernah naik eskalator, beliau sangat takut. Aku dan Mama senyum sambil nahan ketawa. Kata Bapak mau naik tangga darurat saja, haduh Pak. Bapak sudah keringat dingin gak mau naik eskalator, tapi aku dan Mama mengajarkan caranya seperti apa. Sambil menunjukkan orang-orang yang melewati eskalator, ku jelaskan pelan-pelan, jangan injak yang garis kuning. Akhirnya Bapak mau, tapi benar-benar sangat takut, mukanya merah dan badannya tegang. Bapak ya Badan saja yang kekar, nyalinya ciut tapi hati Hello Kitty ya Pak hehe. Aku dan Mama gak berhenti nahan ketawa, Bapak masih tegang walaupun sudah sampai di atas. Ku ajak Mama dan Bapak belanja, aku bilang bebas pilih apa saja. Tenang ya, aku punya tabungan dan ku belanjakan buat mereka. Kasus naik eskalator sudah dilewati, nah ini nih turunnya lagi yang susah, Bapak sampai ketakutan lagi dan keringat berjatuhan. Aduh aku kuatir juga jangan sampai terjadi apa-apa sama Bapak. Ku jelaskan lagi, dan ku genggam tangan Beliau, jangan takut, jangan takut. Itu tadi di BIP kejadiannya. Sekarang ke BEC, rencana aku mau tunjukkan ke Bapak kalau di sini ada banyak pilihan dan tokonya banyak bahkan pusatnya pun ada di sini. Terus aku singgah ke salah satu outlet elektronik, ku tanya Mama dan Bapak mau beli HP apa. Bapak dan Mama kaget, katanya gak usah beli HP. Aku paksa pilih, Alhamdulillah mereka mau. Aku sekalian beli HP baru juga sih, soalnya HP lama udah rusak juga. Tenang Pak Mah, Fera ada tabungan kok, semua sudah ku siapkan. Di Go-Car, Bapak semangat banget ngobrol sama driver, aku dan Mama senyam-senyum aja hehe
Maaf nih lagi foto sama Raisa depan BEC haha

Di hari ketiga, aku rencana membeli oleh-oleh untuk keluarga di rumah. Bapak bilang cari yang gak ada eskalatornya, akhirnya ke Pasar Baru. Di sana, Mama semangat memilih oleh-oleh, sambil telponan sama anak-anaknya di Sulawesi. Semua anak-anaknya harus kebagian jadi agak rempong ya. Terus ada kejadian lucu lagi nih tentang Bapak. Bapak bilang mau pergi cari sendiri oleh-oleh, waduh kalau tersesat di Pasar Baru bagaimana ya. Akhirnya kita hide and seek, aku sama Mama diam-diam mengikuti Bapak. Beliau membeli pakaian olahraga, sampai 8 atau 10 lembar. Suddenly, kita ngagetin Beliau. Aku larang bayar pakai uangnya, aku mau bayarin, aku langsung dimarahi, 'Kamu jangan belikan Bapak terus, Bapak ini punya uang'. Aku langsung diam, di perjalanan pulang pun masih diam-diam. Sepulang di kosan, aku sibuk main laptop, gak buka pembahasan, rasanya mau nangis. Tapi aku juga harus ke venue graduation untuk gladi bersih, Alhamdulillah masih disempatkan, dan ku tahu tempat duduk Mama dan Bapak untuk besok. Pulang dari gladi, aku masih terdiam di depan Bapak. Tiba-tiba Bapak menyapu rambutku, 'Bapak bukan larang kamu belikan Bapak, Mama dan Bapak ke sini sudah punya persiapan, kamu kan masih belum punya kerjaan tetap, harusnya Bapak yang belikan kamu, jangan ambil hati kata-kata Bapak di Pasar tadi. Siapkan untuk besok wisuda, jas Bapak belum disetrika, pakaianmu juga belum, ayo gerak-gerak'. Akhirnya aku merasa sedih lagi. Tapi setelah itu aku semangat menyiapkan segalanya buat besok, termasuk tutorial make up, karena aku gak menyewa MUA.

Keesokan harinya, subuh-subuh Bapak sudah bangun dan segera mandi. Tapi aku dan Mama masih dandan, akhirnya Bapak kembali tidur, Bapak kocak deh, sabar ya Pak. Setelah semua ready, aku janjian sama Wiwik, teman sedaerahku yang juga wisuda saat itu. Kami bertujuh berjalan kaki ke kampus. Kami sempatkan untuk berforo sejenak sebelum masuk venue. Aku menyerahkan undangan ke Bapak dan Mama, karena saat itu Bapak dan Mama duduk di tempat khusus orang tua yang anaknya cumlaude jadi undangannya beda hehe. Mereka segera memasuki TUCH (Telkom University Convention Hall), sedangkan aku harus baris dulu di luar sebelum masuk ke TUCH.

Ketika memasuki TUCH, melewati red carpet, di-shoot dilayar yang ada muka kami di barisan, dan diiringi irama yang menyenangkan dan penuh semangat. Sudah ku lihat Bapak dan Mama berdiri di sayap kiri. Ku lihat ekspresi Bapak yang sangat bahagia, mukanya merah, dan sesekali menyapu matanya, ku tahu beliau terharu dan menangis melihatku memakai toga ini. Mama dan Bapak melambaikan tangan kepadaku, ku berikan 'kiss jauh' buat mereka. Aku ikut terharu dan menahan air mataku, aku gak mau make up luntur hehe bercanda ya. Setelah namaku dipanggil ke depan, Mama dan Bapak membaca profil wisudawati yang berisi pesanku di layar besar, setelah ku turun dari tangga Bapak berdiri sendiri dan memberikan dua jempol kepadaku. Untuk wisudawan yang cumlaude, disediakan bunga untuk diberikan ke orang tua, aku mengambil bunga tersebut. Setelah acara hampir selesai, kami dipersilahkan memberikan bunga tersebut ke orang tua. Dengan segera aku menuju ke tempat duduk Mama dan Bapak, ku berikan bunga tersebut, ku peluk mereka dan aku menangis bahagia sambil berterima kasih kepada mereka berdua. Kata Bapak 'Anakku hebat, terima kasih, Nak', MasyaAllah bahagianya membawa mereka ke Bandung dengan rasa bangga yang dirasakan keduanyakeduanya terhadapku. I did it, Ma, Pak, I love you.


Foto bareng Keluarga SEARCH Telkom University
Foto Bareng Keluarga KPM Telkom University

Drama graduation day belum berhenti, setelah keluar dari TUCH, ternyata banyak teman-teman yang menyambutku dan memberikan selamat berupa kado dan bunga, MasyaAllah. Untungnya dari awal sebelum berangkat aku sudah minta Mama membawa kresek hitam (bukan karena geer bakalan dikasih banyak hadiah, tapi memang buat persiapan aja ya kan), dan memang sangat berguna bahkan masih kewalahan memegang hadiah-hadiah tersebut. Mama dan Bapak bingung kok temanku banyak sekali, Beliau gak menyangka banyak hadiah dan ajakan foto bareng. Aku gak tega melihat Mama dan Bapak berdiri memegang banyak hadiah, mungkin mereka capek juga, akhirnya aku mengajak mereka berdua ke dalam gedung fakultas. Ku puas-puaskan foto sana-sini bersama teman-teman, lalu menemui orang tuaku di dalam gedung fakultas. Ternyata di dalam gedung tersebut masih banyak teman-teman yang ku temui, foto lagi deh. Bapak sudah kelaparan sepertinya, mukanya murung, tapi Mama masih enjoy sih. Alhamdulillah, setelah semua drama selesai, kami pun pulang ke kosan. Aku singgah membeli makan siang untuk Mama dan Bapak. Hadiah belum ku buka dan bunga-bunga ku letakkan secara random di sudut kamar. Setelah makan, Mama dan Bapak istrahat yuph tidur siang, mereka sangat kelelahan. Padahal rencananya aku mau ke photo studio, tapi gak tega bangunin mereka, jadinya pending dulu photo studio. Aku mulai menyusun bunga ke dalam ember yang sudah berisi air, biar bunganya tetap segar. Membuka hadiah satu per satu yang MasyaAllah, ku baca juga satu persatu wish dari mereka, Alhamdulillah banyak yang mendoakan. Terima kasih teman-teman, semoga Allah membalas kebaikan kalian semua.
Teman seperjuangan sedaerah, Wiwik


Foto Jadi Anak Tunggal hehe
Keesokan harinya, kami diajak makan siang bersama di kosan Wiwik. Setelah makan bersama, Mama dan Bapak ku minta bersiap-siap untuk foto studio, make up lagi hmm. Banyak kejadian lucu di studio tersebut. Bapak ketawa mulu karena katanya belum pernah diarahkan gaya berfoto oleh fotografer, beliau gak berhenti ketawa Ya Allah lucu sekali Bapak. Setelah memilih foto, aku mengajak Bapak dan Mama untuk Photo Box. Ini first time mereka masuk Photo Box, Bapak kembali ngakak dan gak berhenti ketawa, Mama juga ikutan merasa lucu. Entah apa yang membuat Bapak lucu, tapi saya bahagia liat Mama dan Bapak ketawa lepas seperti itu. Setelah foto studio, kami mengganti pakaian, dan memang sudah bawa pakaian ganti dari kosan. Next, kami melanjutkan perjalanan ke gedung sate, sayang banget saat itu kondisinya gerimis jadi gak bisa lama-lama.
 
Bapak happy banget ya foto kayak gini hehe


Photo Box tapi kocak hahaha


Aku merasa seperti anak tunggal saat ada Mama dan Bapak di Bandung. Tapi Mama dan Bapak gak bisa lama-lama, karena cuti hanya seminggu. Mama juga sudah kangen degan anak-anaknya yang lain, dan Bapak sudah merindukan murid-muridnya (Bapak memang sangat care sama anak muridnya di sekolah). Di hari berikutnya, mereka memutuskan untuk stay di kosan saja sambil menghabiskan banyak cerita denganku. Mereka pun membereskan barang-barang yang akan dibawa pulang ke Raha.
 
Ganteng kan Bapakku hehe
Hingga saatnya aku menemani Mama dan Bapak di terminal Bus Primajasa. Banyak pesan-pesan Mama dan Bapak sebelum berangkat ke Jakarta. Saat itu aku menitipkan tas ke Bapak karena aku mau ke toilet. Ternyata diam-diam Bapak menitipkan uang di tasku yang paling dalam dengan dibungkus kertas tanpa sepengetahuanku. Dan sebelum naik ke Bus, Bapak memberikan uang padaku, padahal sudah ku tolak. Mereka pun melanjutkan perjalanan dan aku kembali ke kosan. Setiba di kosan, aku sarapan nasi kuning dan berdiam diri untuk menenangkan pikiran. Rasanya belum menerima kenyataan kalau Mama dan Bapak sudah balik ke Sulawesi. Aku memeriksa tas dan ku dapati lembaran uang merah di tas, aku langsung menelpon Mama dan Bapak tapi mereka tidak menjawabnya. Aku langsung menangis, aku gak nyangka menerima uang sebanyak itu dari orang tuaku. Ketika sore hari, Mama dan Bapak mengabari kalau mereka sudah di Kendari. Mereka berterima kasih kepadaku yang tak pernah menyusahkan mereka selama di Bandung, katanya uang di tas untuk membeli keperluan biar betah di tempat kerja. Ya Allah terima kasih Mama dan Bapak, I love you.
Sedih harus LDR sama Mama dan Bapak :')
Itulah sedikit cerita selama Mama dan Bapak menghadiri graduation di Bandung. Aku sangat bersyukur memiliki orang tua yang sederhana dan aku tidak pernah malu dengan mereka yang 'kudet, kampungan, atau katro'. Saya malah bersyukur mereka terus menyayangi, mendukung dan mendoakan hingga sekarang. Semoga orang tua kita selalu dilindungi oleh Allah, diberikan kesehatan dan umur yang panjang dan kita bisa terus membahagiakan mereka di dunia dan akhirat kelak. Dan terakhir, tugasku untuk membuat Bapak terharu belum selesai kan ya? Doakan aku biar bisa membuat Bapak terharu di hari spesialku nanti, yuph in My Wedding Day. Anyway, terima kasih juga buat kalian yang sudah menyempatkan waktu untuk membaca tulisan ini. See you in next stories. Jazakallah Khairanđź’™
© WAFER | Blogger Template by Enny Law