28 Ramadhan 1440H (1 Juni 2019)
Ta'lim Ba'da Isya
Ust. Saiful Yusuf, Lc. MA
📍 Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq
Ta'lim Ba'da Isya
Ust. Saiful Yusuf, Lc. MA
📍 Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq
Memandang Musibah sebagai Nikmat
Maka semua musibah yang manusia mampu keluar darinya maka dia tidak diperintahkan untuk bersabar dalam masalah tersebut. Ada jalan keluar dari musibah. Dia mampu mencari sebab-sebab.
Sesungguhnya kita diperintahkan untuk bersabar dalam musibah-misibah yang kita tidak bisa keluar dari musibah tersebut. Kesabaran dalam dunia ini kembali kepada musibah yang bersifat mutlak, satu sisi bisa sebagai musibah dan di sisi lain adalah sebuah nikmat. Sehingga dapat berkumpul sabar dan syukur dalam satu keadaan yang sama.
Misal, kekayaan bisa menjadi sebab binasanya seseorang. Di satu sisi menjadi sesuatu yang kita inginkan (nikmat), dan di sisi lain menciptakan hasad dari orang lain (musibah).
Misal, kekayaan bisa menjadi sebab binasanya seseorang. Di satu sisi menjadi sesuatu yang kita inginkan (nikmat), dan di sisi lain menciptakan hasad dari orang lain (musibah).
Semua nikmat dari nikmat-nikmat dunia bisa menjadi musibah.
* Ketidaktahuan kita tentang ajaran kita, misal ketidaktahuan tentang kematian.
* Ketidaktahuan kita akan ketidaksenangan orang terhadap kita.
* Ketidaktahuan kita terhadap hari kiamat.
* Ketidaktahuan kita terhadap lailatul qadar.
* Ketidaktahuan kita terhadap waktu mustajab.
Ketidaktahuan juga menjadi nikmat, sebab kita akan selalu berusaha untuk melakukan kebaikan kapan pun, tanpa mengenal waktu yang tepat. Ketidaktahuan yang mendatangkan kebaikan. Ini adalah nikmat Allah dalam ketidaktahuan kita.
* Ketidaktahuan kita tentang ajaran kita, misal ketidaktahuan tentang kematian.
* Ketidaktahuan kita akan ketidaksenangan orang terhadap kita.
* Ketidaktahuan kita terhadap hari kiamat.
* Ketidaktahuan kita terhadap lailatul qadar.
* Ketidaktahuan kita terhadap waktu mustajab.
Ketidaktahuan juga menjadi nikmat, sebab kita akan selalu berusaha untuk melakukan kebaikan kapan pun, tanpa mengenal waktu yang tepat. Ketidaktahuan yang mendatangkan kebaikan. Ini adalah nikmat Allah dalam ketidaktahuan kita.
Dalam setiap yang Allah ciptakan terdapat kenikmatan, bahkan sakit pun bisa menjadi nikmat, nikmat bagi yang sakit untuk berusaha dan nikmat bagi orang lain untuk selalu berhati-hati.
Musibah, kemiskinan, rasa sakit, rasa takut mengandung 5 perkara yang seharusnya orang berakal menjadi bergembira dan bersyukur.
1.Setiap musibah yang kita dapatkan itu ada musibah yang lebih berat dari pada itu yang menimpa kita. Kesyukurannya, kita tidak ditimpa penyakit atau kecelakaan yang seperti orang lain yang lebih berat. Karena kekuasaan Allah tidak terhingga, maka bersyukur lah Allah
2. Mendapatkan musibah dunia, bukan musibah yang menimpa agama, iman kita.
Tidaklah saya tertimpa musibah (Umar bin Khattab)
- musibah tidak menimpa agama, iman
- musibahnya tidak lebih berat dari itu
- masih bisa ridho takdir musibah yang Allah berikan ke kita
- karena saya mengharapkan pahala dalam musibah tersebut.
Musibah dunia ditunda sampai di akhirat nanti. Naudzubillah.
3. Setiap musibah adalah penghapus dosa
4. Semua musibah-musibah sudah tertulis di Al Lauhul Mahfuz. Dan jika sudah selesai, maka bersyukurlah.
5.Pahala musibah lebih besar dari musibah yang kita terima.
1.Setiap musibah yang kita dapatkan itu ada musibah yang lebih berat dari pada itu yang menimpa kita. Kesyukurannya, kita tidak ditimpa penyakit atau kecelakaan yang seperti orang lain yang lebih berat. Karena kekuasaan Allah tidak terhingga, maka bersyukur lah Allah
2. Mendapatkan musibah dunia, bukan musibah yang menimpa agama, iman kita.
Tidaklah saya tertimpa musibah (Umar bin Khattab)
- musibah tidak menimpa agama, iman
- musibahnya tidak lebih berat dari itu
- masih bisa ridho takdir musibah yang Allah berikan ke kita
- karena saya mengharapkan pahala dalam musibah tersebut.
Musibah dunia ditunda sampai di akhirat nanti. Naudzubillah.
3. Setiap musibah adalah penghapus dosa
4. Semua musibah-musibah sudah tertulis di Al Lauhul Mahfuz. Dan jika sudah selesai, maka bersyukurlah.
5.Pahala musibah lebih besar dari musibah yang kita terima.
Ketika mendapatkan musibah, tetaplah berprasangka baik kepada Allah. Karena ada nikmat yang lebih luas dari musibah tersebut. Dan kita akan bersyukur saat melihat pahala sebesar-besarnya saat di akhirat kelak 🙏💙
Tidak ada komentar:
Posting Komentar