Senin, Desember 30, 2019

Tarbiyah dan Bertemu Halaqoh Rafelina


Bismillah. Memulai tulisan ini dengan mengingatkan kembali tentang keutamaan menuntut ilmu dalam Islam. Kita tentu pernah atau bahkan sering membaca atau mendengar beberapa hadits tentang menuntut ilmu. Salah satunya adalah ‘Barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga (HR. Muslim)’. Dan masih ada ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits lainnya yang menjelaskan tentang pentingnya menuntut ilmu agama. Kali ini aku akan menceritakan perjalanan mengikuti Tarbiyah di Wahdah Islamiyah Kendari.


Apa sih Tarbiyah itu? Tarbiyah merupakan wadah menuntut ilmu agama sesuai dengan marhalah (tingkatannya). Terdapat kurikulum yang disusun di dalamnya, yang mengetahuinya tentu para pengajar kami (Murobbi/Murobbiyah). Awalnya aku pun kurang paham tentang sistem tarbiyah ini. Istilah ini memang tidak asing di telingaku sejak kakakku rutin mengikutinya kala ia masih di bangku perkuliahan. Bahkan saat aku kuliah di Bandung, kakakku menyarankan untuk ikut tarbiyah yang ada di daerah Bandung tapi saat itu aku belum minat. Alasannya ya karena aku masih punya a lot of activities di kampus (dunia oh dunia).


Tahun 2017 di akhir bulan September, aku pindah dari Bandung ke Kendari untuk bekerja di sini. Sering kali aku mendengar kakak dan adikku  pamit untuk pergi tarbiyah, aku selalu menyibukkan diri di kamar dan menghabiskan waktu dengan laptop dan kerjaan yang masih status adaptasi. Tidak jarang pula aku membawa pulang berkas-berkas yang belum ku pahami seutuhnya, ya namanya baru kerja kan pasti ada hal baru yang perlu ku pelajari. Dan saat itu aku masih berpacaran dengan mantanku, aku pikir belum pantas mengikuti tarbiyah jika diriku sendiri masih berpacaran. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk mengakhiri hubunganku karena beberapa hal, dan saat itulah aku merasa sedih dan patah hati. Aku bingung mau melampiaskan ke mana, terus berdoa agar aku melupakan segala hal tentangnya.


Pada akhir tahun 2017, tiba-tiba hatiku terketuk untuk mengenal tarbiyah dan niatku ini ku sampaikan ke kakakku. Dengan semangat kakakku mencarikan guru dan kelompok (halaqoh) yang bisa ku sesuaikan dengan jadwal weekend. Alhamdulillah ada jadwal yang tepat yaitu setiap ahad siang. Aku pun bingung apa yang harus ku persiapkan untuk mengikuti hari pertama tarbiyah. Kakak menyarankan membawa buku, Al-Qur'an, buku hadits (Kitabul Jami') dan buku Dirosa (buku latihan membaca Al-Qur'an). Saat mengikuti tarbiyah pertama, ahad siang sekitar jam 2, aku menggunakan pakaian yang biasa ku pakai saat ke kantor, masih dengan ukuran alis dan lisptik serta sedikit blush on. Nah, sebelum aku ke tarbiyah tentunya aku mengirimkan pesan via SMS ke Murrobbiyah-ku untuk memperkenalkan diri. Terkagetlah aku setelah melihat halaqoh tersebut yang dihadiri sekitar 10 orang wanita yang menggunakan gamis dan jilbab besar, juga ku lihat guruku saat itu memakai cadar. Tarbiyah tersebut dilaksanakan di masjid di BTN Rafelina yang saat itu masih direnovasi (hingga sekarang masih dalam tahap renovasi). Oiyaa nama Murrobbiyah-ku adalah Ummu Maryam (Kak Darma), beliau menyambutku dengan hangat dan bertanya padaku 'Adiknya Chily?', langsung ku jawab 'Iya'. Jujur saja saat itu aku merasa minder dengan pakaian dan riasanku yang ku anggap berlebihan untuk seseorang yang sedang menuntut ilmu agama. Di halaqoh tersebut (yang belum bernama saat itu), aku mulai berkenalan walaupun masih lupa-lupa-ingat. Ternyata mereka datang dari berbagai profesi bahkan ada yang dari kalangan mahasiswi juga. Aku pun menyesuaikan diri untuk belajar, mulai dari belajar membaca Al-Qur'an melalui buku Dirosa hingga ada penjelasan mengenai Surah oleh Murrobbiyah.


Saat pulang ke kamar, aku mulai banyak berpikir untuk memperbaiki penampilanku, aku buka Shopee untuk memesan gamis dan jilbab syar'i. Beberapa lama setelah itu, aku mulai mengubah jilbabku yang awalnya berukuran 115×115 cm menjadi 140×140 cm, rok yang lebih lebar, pakaian yang lebih longgar, hingga saat ke kantor pun aku tak lagi mengukir alisku dan berhenti memakai blush on. Rekan-rekan di kantor ada yang memberiku candaan bahwa aku berubah setelah putus dan patah hati. Tapi bagiku itu bukan masalah besar, ini hanya resiko dari perubahanku yang tak seberapa. Aku juga mulai menghapus foto-foto di media sosial yang memperlihatkan wajah, mengubah foto profil, dan lain-lain. Sedikit demi sedikit perubahanku diterima oleh rekan-rekan kantor, karena ini tidak begitu penting bagi mereka, bukan?!


Di hari-hari berikutnya, aku mulai menggunakan gamis saat tarbiyah, walaupun masih meminjam di saudariku yang pastinya mereka tidak keberatan. Yang aku rasakan saat memakai gamis adalah saat itu aku menjadi wanita special dan merasa bahagia juga timbul rasa bangga karena nyaman menggunakannya. Tapi kalau ke kantor, aku belum percaya diri menggunakan gamis, jadi pakai rok dan baju longgar tentunya hehe.


Lantas bagaimana dengan teman-teman tarbiyah? Aku mulai bergabung di grup halaqoh yang nama grupnya MasyaAllah 'Calon Ahli Surga', wah berat ya. Di grup tersebut kami mulai berkenalan, aku bahkan dengan semangat menyimpan kontak mereka satu per satu. Di situlah aku mengenal Kak Nuni, Kak Yani, Ummu Dinda/Kak Rini, Kak Sulis, Kak Only, Risna, Mbak Ria, Mbak Inna, Kak Wina dan lainnya. Kami sama-sama punya tujuan untuk mengenal agama lebih baik, mengenal ilmu dan berusaha mengamalkan ilmu yang didapat. Setelah beberapa bukan bergabung, aku mulai nyaman berada di halaqoh ini, mulai dari belajar tajwid, menghafal Surah-Surah hingga mengenal adab dalam Islam, MasyaAllah Islam mengajarkan kita dari hal kecil hingga hal besar agar semuanya bernilai pahala. Pada pertengahan tahun 2018 kami melaksanakan agenda Harber (hari bersama) di TPA Puuwatu, kawasan pembuangan sampah yang memiliki pemandangan indah. Kegiatan yang harusnya rutin dilaksanakan sekali dalam tiga bulan. Dari sinilah kami mulai berkenalan, mengetahui hobi, usia hingga pekerjaan dan hal-hal lainnya.


Seiring berjalannya waktu, teman-teman halaqoh sudah mulai dekat, bahkan ada yang saling curhat, termasuk aku hehe. Oiya, nama halaqoh kami adalah halaqoh Rafelina yang saat itu masih berada di marhalah (tingkatan) Ta'rif Awal. Aku bangga saat membagikan momen di media sosial jika bersama teman halaqoh, bukan bermaksud riya tapi berharap ada yang bisa ikut seperti kami juga tentunya. Beberapa event telah kami ikuti, misal saat dauroh, taklim, tarbiyah gabungan, hingga saat bulan Ramadhan kami mengikuti itikaf bersama. Di sela-sela perjalanan halaqoh, ada rekan lain yang ikut bergabung, misal Kak Mifta dan beberapa lainnya. Every ahad kami menikmati tarbiyah bukan untuk mengisi kekosongan waktu tetapi menganggap ini sebagai hal yang wajib. Jika satu pertemuan batal karena ada uzur, kami merasa ada yang kurang, tapi semua kondisi harus dimaklumi. Semoga Allah selalu memudahkan kita ber-tarbiyah.


Pada akhir 2018, kami melakukan hari bersama di rumah Ummu Maryam, sembari melaksanakan Ujian Munaqosyah (ujian Dirosa). Jujur saja saat itu aku turut mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian, mulai dari latihan bacaan, tajwid, dan materi lainnya. Pagi ke siang, kami melakukan harber, ada games, bacaan siroh, masak bersama, ngeliwet hingga bertukaran kado. Sangat seru. Kemudian dilanjutkan dengan ujian, kami dikumpulkan dan menjalani ujian. Alhamdulillah saat pengumuman, aku dinobatkan sebagai peringkat ketiga, Kak Yani peringkat kedua, dan Kak Mifta di peringkat pertama. Tentu ini menjadi hal yang membahagiakan setelah mempelajari Dirosa selama hampir setahun. MasyaAllah.


Lalu setelah Munaqosyah di akhir tahun 2018, kami akan diwisuda, namanya adalah Tasyakuran Dirosa angkatan ke-4. Kegiatannya dilaksanakan di hotel Zahra pada awal tahun 2019. Saat melaksanakan gladi resik, aku sempat kaget kok ada kakakku di sana, emm ternyata dia menjadi MC. Keesokan harinya saat Tasyakuran Dirosa, dengan menggunakan outfit jilbab abu-abu dan gamis hitam, kami semua dikumpulkan, dari berbagai halaqoh. Ramai sekali saat itu, dan aku bahagia ada di tahap tersebut. Dengan terselesaikannya Wisuda Tasyakuran Dirosa Angkatan Ke-4, maka halaqoh kami telah memasuki masa baru yaitu melanjutkan ke Tahsin.

Awal mengikuti Tarbiyah
Hari Bersama di TPA Puuwatu
Tarbiyah Gabungan di Rumah Qur'an
Tarbiyah Gabungan di Kantor Depag Kendari
Di Nikahan Kak Only
Random Photo saat selesai Tarbiyah
Taklim di Hotel Srikandi
Membuat Kerajinan Tangan di Dinsos Kendari
Fera diminta mempresentasikan hasil kerajinan tangan hehe
Setelah Tarbiyah Gabungan di Hotel Liras
Hadiri Nikahan Kak Wina
Masiara (silaturahmi) setelah Idul Fitri
Ngeliwet - Hari Bersama
Setelah Ujian Munaqosyah
Gladi resik persiapan Wisuda Dirosa
Terbaik 1,2,3 Halaqoh Rafelina
Wisuda - Tasyakuran Dirosa Angkatan IV

Akan ada lanjutan cerita Tarbiyah selama Ta'rif Awal di tahun 2019. Nanti akan ku bagikan kepada teman-teman semua. Aku bersyukur punya teman-teman yang tidak pernah lelah menyemangati, walaupun aku masih belum baik, masih nakal dan lain sebagainya, aku berharap suatu saat akan menjadi pribadi yang lebih baik. Jangan pernah berhenti menuntut ilmu agama, Tarbiyah Sampai Mati InsyaAllah. Jazakillah khairan đź’™

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

© WAFER | Blogger Template by Enny Law