Rabu, Desember 25, 2019

Terima Kasih Telah Berniat Melamarku

Bismillah. Mau cerita sedikit nih tentang pengalaman yang menegangkan hati dan pikiran. Hmm mulai dari mana ya yang bagus. I think dari awal kenal sampai akhirnya ada niat melamar kali ya. Tapi jangan tegang dulu, peregangan sedikit boleh-lah hehe.


Saat ini aku bekerja di sebuah perusahaan swasta dengan lingkungan yang mayoritas laki-laki. I mean ini bukan hal yang buruk kan?! Di awal bekerja, beberapa rekan berkenalan denganku, mulai dari menanyakan nomor Whatsapp sampai ada yang ajak jalan, euh! Dan ada seseorang yang diam-diam mengagumiku, yang bahkan aku gak menyadari bahwa dia ingin sekali berkenalan lebih jauh denganku. Sebut saja namanya Sam (samaran hehe). Sam adalah seseorang yang disegani di kantor (mungkin karena jabatannya yang lumayan tinggi), dan dia lebih muda setahun dariku, ups brondong.


Di awal kenal, aku menganggapnya hanya seorang rekan kerja, berkoordinasi dengannya tentang pekerjaan, walaupun jarang. Dia sangat welcome padaku, bahkan dia selalu menanyakan kabar, padahal kan terkadang dia mampir ke ruangan. Dan akhirnya kami discuss tentang apa saja, mulai dari pekerjaan, pertemanan hingga keluarga. As long as I know, dia termasuk orang yang 'kaku' dan too serious di chat, aslinya gak kaku amat, lebih ke ceria dan mudah bergaul. Tidak jarang saat aku meng-update story, dia memujiku dan menurutku itu berlebihan karena aku merasa tidak seperti yang dia utarakan. Sam juga sosok yang smart, buktinya dia turut membantuku menjawab soal-soal untuk tes di salah satu perusahaan BUMN, juga menyemangati dan mendoakanku agar aku bisa lulus. Walaupun akhirnya aku give up, hehe if you know what I mean (gagal melulu, alias belum rejeki di sana).


Dia pernah beberapa kali mengajakku bertemu di luar kantor, mungkin untuk sekedar makan siang, makan malam, nongkrong bahkan pernah diajak nonton bioskop. Tapi aku selalu menolaknya. Alasannya simple, aku gak mau memberikan harapan apa-apa padanya. Yang ku anggap kami hanya berteman, saling membantu dan menyemangati, tidak lebih dari itu. Hingga suatu saat dia ingin mengutarakan isi hatinya, saat itu yang ku ACC lewat chat (gak berani ketemu atau telepon). Dia menyatakan suka dan kagum padaku, bahkan mengajakku untuk lebih dekat. Wah bagaimana bisa aku menerimanya, sedangkan saat itu aku masih menjalin hubungan dengan orang lain (sekarang sudah jadi mantan). Aku langsung membacakan isi chat tersebut di depan Kakak dan Mamaku, mereka terkejut. Dan akhirnya yang membalas pesannya saat itu adalah kakakku, intinya aku belum siap untuk dekat dengannya.


Singkat cerita, dia mengutarakan perasaannya hingga tiga kali. Aku bingung harus berbuat apa. Dia selalu terkesan lebih 'jantan' dibanding orang lain yang dekat denganku, misalnya secara tiba-tiba dia datang ke pernikahan kakakku yang ku pikir sepertinya rekan kantor gak akan ada yang datang. Mama dan Bapakku pun sempat kaget, dan yang ku rasakan hanya kebingungan, what should I do?! Akhirnya ku perkenalkan dia ke teman-teman dan keluarga yang ada di pesta kakakku, dan ku bilang bahwa Sam adalah rekan kerjaku di Kendari. Sam bisa tahu rumahku karena sebelumnya dia pernah jalan-jalan ke Raha bersama temannya (momen lebaran Idul Fitri), dengan niat jalan-jalan ke tempat wisata, bukan karena ada perasaan padaku karena saat itu kami belum lama kenal.


Nah hingga sampailah dia datang secara 'surprise' ke rumahku (lagi) bersama keluarganya. Dan saat itu aku masih di Kendari. Bapak dan Mamaku menyambut dengan baik kedatangan mereka. Keluarga Sam mengatakan ingin menjadikan Sam dan aku untuk lebih dekat, ke jenjang yang bisa diikat (sejenis tunangan mungkin ya) dan berlanjut ke pernikahan. Mama dan Bapakku saat itu sangat terkejut, dan mereka meminta agar keputusan semua kambali kepada anaknya, bukan kedua orang tua. Akhirnya mereka pulang dengan hasil yang menggantung (diterima atau ditolak).


Aku berdiskusi dengan orang tuaku lewat handphone, yang ada aku menangis dan merasa bersalah kepada Sam. Aku menyesal selama ini menggantung perasaannya, harusnya aku bisa mengajaknya bertemu sebelum ia dan keluarganya jauh-jauh ke rumahku. Mama, Bapak, kakak dan adik-adikku menyerahkan keputusan padaku. Mereka menyatakan 'lepas' tanggung jawab dan inilah yang membuatku bingung hingga merasa bersedih. Cerita ini hanya diketahui oleh keluargaku, tidak tersebar di mana pun, aku kurang tahu kalau dari pihak Sam.


Saat aku kebingungan, tiba-tiba temanku yang sedang melanjutkan studi di STIBA Makassar menghubungi lewat pesan Whatsapp. Aku rasa dia adalah cewek yang tepat untuk diajak berdiskusi. Aku ceritakan secara singkat, dan sarannya sangat wow (kalau mau tahu, nanti boleh hubungi aku lewat direct message di media sosialku). Aku mulai mengikuti sarannya satu per satu. Almost sepekan berikhtiar, dan dapatkan jawaban yang final.


Tidak lama kemudian, Sam menghubungi lewat pesan Whatsapp, menunggu jawaban dariku. Aku pun mengajaknya bertemu di sebuah cafe milik temanku. Saat itu aku ditemani oleh adikku, dan kalian harus tahu bahwa sebelum bertemu dengannya, aku berlatih untuk menyusun kata-kata, lucu gak sih?! Sebenarnya malam itu fisikku kurang sehat karena seharian perjalanan ke pernikahan temanku di Ulupohara dan kondisi jalan yang kurang bagus. Saat bertemu Sam malam itu, aku terlihat lebih percaya diri, aku siap mengungkapkan jawabanku padanya. Dan hasilnya? Hanya permintaan maaf dariku untuknya. Aku tidak bisa menerima niat baiknya. Aku tahu dia sangat kecewa. Terlebih lagi aku telah mengecewakan keluarganya, aku sangat meminta maaf. Alhamdulillah Sam pun menerima keputusanku.

Semenjak malam itu, aku dan Sam sudah tidak menjalin komunikasi lagi. Barangkali dia menyimpan kekecewaan mendalam padaku. Sejujurnya aku masih ingin berteman baik, tapi sepertinya baginya ini menjadi hal yang sulit. Kami juga masih saling melihat di beberapa kegiatan kantor. Semoga Sam mendapatkan wanita yang lebih baik dan lebih sholehah.


Terima kasih buat teman-teman yang mampir membaca kisahku ini, aku berharap kalian bisa mengambil kebaikan dan membuang hal jelek dari ini semua. Tetaplah berbuat baik kepada siapa saja tanpa memberikan harapan lebih. Berharaplah bukan pada makhluk Allah tetapi utuh kepada Allah SWT. Semoga kebaikan terus datang kepada diri-diri kita. Spread love and good vibesđź’™ Wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

© WAFER | Blogger Template by Enny Law